A. Dasar-Dasar
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian
aktivitas organisasi yang diarahkan pada usaha untuk menarik, mengembangkan dan
mempertahankan angkatan kerja yang efektif.[1]
Manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk
merumuskan kebutuhan pegawai, mengembangkan dan memberdayakan pegawai untuk
memperoleh nilai maslahat optimal bagi individu pegawai yang bersangkutan,
organisasi dan masyarakat yang dilayaninya.[2]
1. Kepentingan
strategis manajemen sumber daya manusia
Sumber
daya manusia menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan organisasi yang
efektif. Semakin pentingnya manajemen sumber daya manusia berakar dari
meningkatnya kerumitan hukum, kesadaran bahwa sumber daya manusia merupakan
alat berharga bagi peningkatan produktivitas, dan kesadaran pada dewasa ini
mengenai biaya yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia yang lemah.
Para manajer saat ini sadar bahwa keefektifan fungsi-fungsi sumber daya manusia
mereka berdampak besar terhadap kinerja perusahaan.
2. Perencanaan
sumber daya manusia
1) Analisis
Pekerjaan
Adalah analisis
sistematis terhadap pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi. Analisis pekerjaan
terdiri dari dua bagian:
·
Deskripsi
pekerjaan (job description) merupakan
evaluasi sistematis terhadap tugas-tugas beserta tanggung jawab suatu
pekerjaan, lingkungan kerja, serta alat, bahan, perlengkapan, dan informasi
yang digunakan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
·
Spesifikasi
pekerjaan (job spesification)
merincikan keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan tersebut secara efektif.
2) Memperkirakan
permintaan dan penawaran
Dalam merencanakan
kebutuhan SDM di masa depan, seorang manajer mengawalinya dengan menilai
penggunaan SDM di masa lalu, rencana organisasi di masa depan, dan tren ekonomi
secara umum. Penawaran tenaga kerja terdiri dari dua tugas :
·
Meramalkan penawaran internal (internal supply)
yaitu jumlah dan jenis karyawan yang akan berasa di perusahaan pada satu waktu
tertentu di masa mendatang.
·
Meramalkan penawaran eksternal (external supply)
yaitu jumlah dan jenis orang yang akan tersedia bagi proses rekrutmen dari
semua pasar tenaga kerja.
3) Bagan
penggantian
Daftar setiap posisi
manajerial, siapa yang menduduki jabatan tersebut, berapa lama orang tersebut
akan bekerja sebelum pindah ke tempat lain, dan siapa yang saat ini memenuhi
syarat sebagai penggantinya.
4) Sistem
informasi karyawan atau persediaan keterampilan
Adalah sistem
komputerisasi yang mengandung informasi mengenai pendidikan, keterampilan,
pengalaman kerja, dan aspirasi kerja masing-masinh karyawan.
5) Menyesuaikan
penawaran dan permintaan SDM
Setelah membandingkan
permintaan mendatang dan penawaran internal, manajer dapat membuat rencana
untuk mengelola kekurangan atau surplus staf yang telah diprediksi. Apabila
diprediksi akan terjadi kekurangan, karyawan baru dapat dipekerjakan, karyawan
lama dapat dilatih kembali dan dipindahkan ke pekerjaan yang kekurangan tenaga
kerja, orang-orang yang mendekati masa pensiun dapat diyakinkan untuk tetap
bekerja, atau sistem penghematan penggunaan tenaga kerja (labor saving) dan sistem peningkatan produktivitas dapat
diterapkan.[3]
B. Penyusunan
Staf dalam Organisasi
Mengidentifikasi tugas-tugas yang berkaitan dengan
penyusunan staf perusahaan dan membahas cara-cara yang digunakan
perusahaan/organisasi dalam menyeleksi, mengembangkan, dan menilai kinerja karyawan.
Penyusunan staf dalam manajemen juga disebut
manajemen personalia atau manajemen sumber daya manusia.
Di dalamnya terdapat semua aktivitas seperti merekrut,
mewawancara, menguji, memilih, mengarahkan, melatih, mengembangkan, memelihara,
mengevaluasi, memberi imbalan, mendisiplinkan, mempromosikan, memindahkan,
menurunkan pangkat, dan mengeluarkan karyawan, serta menjaga hubungan dengan
serikat buruh.[4]
1. Rekrutmen
sumber daya manusia
Rekrutmen adalah proses
penarikan orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas
pekerjaan yang belum terisi.
1) Rekrutmen
internal (internal recruiting)
berarti mempertimbangkan karyawan yang ada sebagai kandidat atas lowongan
pekerjaan yang tersedia.
2) Rekrutmen
eksternal (external recruiting) yaitu
melibatkan usaha untuk menarik orang-orang dari luar organisasi untuk melamar
lowongan pekerjaan.
2. Menyeleksi
sumber daya manusia
Setelah proses
rekrutmen, tahap selanjutnya adalah memilih seseorang untuk dipekerjakan.
Tujuan proses seleksi itu adalah mengumpulkan informasi yang akan memperkirakan
tingkat keberhasilan kerja para pelamar dan kemudian mempekerjakan kandidat
yang dianggap berpeluang paling berhasil. Selanjutnya setelah itu dilaksanakan
validasi yaitu penentuan nilai prediktif atas informasi-informasi pelamar
pekerjaan.
1) Formulir
aplikasi
Formulir aplikasi
merupakan metode yang efisien untuk mengumpulkan informasi mengenai pengalaman
kerja pelamar, latar belakang pendidikannya, dan data demografis yang terkait
dengan pekerjaan lainnya.
2) Tes
Tes terhadap kemampuan,
keterampilan, sikap, atau pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu
biasanya menjadi alat prediksi terbaik terhadap keberhasilan pekerjaan,
walaupun uji intelejensi atau uji kebribadian umumnya juga berguna.
3) Wawancara
Walaupun merupakan alat
seleksi yang populer, wawancara kadang-kadang merupakan alat prediksi yang
buruk terhadap keberhasilan pekerjaan. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan
ditulis sebelumnya dan semua kandidat ditanyai dengan daftar pertanyaan yang
sama.
4) Teknik
lain
Organisasi juga
menggunakan teknik-teknik seleksi lainnya yang bervariasi mengikuti perbedaan
kondisinya. Tes poligraf, yang pernah populer dulu, saat ini tidak terlalu
populer lagi. Sebaliknya, organisasi menuntut para pelamar melakukan ujian
fisik. Selain itu semakin banyak organisasi yang menggunakan tes obat-obatan,
terutama dalam situasi dimana masalah kinerja yang berkaitan dengan obat-obatan
dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius. [5]
C. Mengembangkan
Angkatan Kerja
1. Pelatihan
1) Pelatihan
saat bekerja (on-the-job tainning)
Terjadi sewaktu
karyawan sedang bekerja. Banyak dari pelatihan ini bersifat informal, seperti ketika
seorang karyawan menunjukkan kepada karyawan lain cara penggunaan alat
fotokopi.
2) Pelatihan
di luar tempat kerja (off-the-job
trainning)
Berlangsung di lokasi
yang jauh dari tempat kerja. Pendekatan ini menawarkan lingkungan yang
terkendali dan memungkinkan studi yang terfokus tanpa interupsi.
3) Pelatihan
simulasi (vestibule trainning)
Pelatihan atas dasar
pekerjaan yang dilaksanakan dalam lingkungan simulasi yang jauh dari lokasi
kerjanya.
2. Penilaian
kinerja
Merupakan
evaluasi atas prestasi kerja karyawan dalam rangka menentukan sejauh mana
karyawan melakukan pekerjaan secara efektif.
Proses
penilaian dimulai ketikaseorang manajer menetapkan standar kinerja bagi seorang
karyawan. Kemudian manajer mengobservasi kinerja karyawan. Jika standarnya
jelas, manajer tidak akan terlalu sulit membandingkan harapan dengan kinerja.
D. Kompensasi dan Tunjangan
Faktor
utama dalam mempertahankan pekerja terampil adalah sistem kompensasi yaitu
paket imbalan total yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas tenaga
mereka. Walaupun upah dan gaji merupakan bagian terpenting dari semua sistem
kompensasi, yang juga penting adalah insentif
dan program tunjangan karyawan.
1. Upah
dan Gaji
Upah merupakan
kompensasi dalam bentuk uang yang dibayarkan berdasarkan jumlah waktu yang
digunakan untuk bekerja sedangkan gaji adalah kompensasi dalam bentuk uang yang
dibayarkan karena seseorang melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya.
2. Program
Insentif
Program insentif adalah
program pembayaran khusus yang dirancang untuk memotivasi kinerja yang tinggi.
1) Insentif
individu
Insentif individu
biasanya diberikan dalam bentuk bonus, bonus itu sendiri merupakan insentif
kinerja individu dalam bentuk pembayaran khusus yang melebihi gaji karyawan.
·
Sistem upah
berdasarkan prestasi (merit salary system)
Pemberian insentif
terhadap karyawan dengan menghubungkan kenaikan upah dengan tingkat kinerja
pada pekerjaan nonpenjualan.
·
Upah berdasar
kinerja atau upah variabel
Insentif individual
yang menghargai manajer atas output yang
sangat produktif.
2) Insentif
seluruh perusahaan
·
Profit-sharing
plan
Rencana insentif untuk
mendistribusikan bonus kepada karyawan ketika laba perusahaan naik di atas
level tertentu.
·
Gainsharing
plan
Rencana insentif yang
memberi imbalan ke berbagai kelompok atas perbaikan produktivitas.
·
Pay-for-knowledge
plan
Rencana insentif untuk
mendorong karyawan mempelajari keterampilan baru atau menjadi terampil pada
pekerjaan lain.
3. Program
Tunjangan
Tunjangan merupakan
kompensasi selain upah dan gaji yang ditawarkan oleh perusahaan kepada para
pekerjanya. Kebanyakan perusahaan dituntut oleh undang-undang untuk memberikan
jaminan sosial berupa tunjangan pensiun dan asuransi kompensasi pekerja.
Asuransi kompensasi pekerja itu sendiri adalah asuransi yang secara hukum
dituntut untuk mengkompensasi pekerja yang mendapat kecelakaan di tempat kerja.
1) Rencana
Pensiun
Kebanyakan rencana
pensiunan yang disponsori perusahaan diatur sedemikian rupa supaya dana pensiun
dibayar kepada karyawan ketika mereka pensiun. Dalam beberapa kasus perusahaan
menyumbang seluruh dana pensiun. Dalam kasus lainnya, kontribusi diperoleh
perusahaan maupun dari karyawan.
2) Pemuatan
Biaya Tunjangan
Ketika
kisaran tunjangan telah tumbuh, perhatian untuk mengisi biayanya juga tumbuh.
Banyak perusahaan melakukan eksperimen dengan rencana pemangkasan biaya di mana
mereka masih dapat memikat dan mempertahankan karyawan yang berprestasi.
Pendekatan itu adalah cafetaria benefit
plan. Sejumlah tunjangan uang per karyawan disisihkan sehingga
masing-masing karyawan dapat memilih salah satu dari beberapa alternatif.
E. Konteks
Hukum dalam Manajemen SDM
Sama
halnya dengan bidang bisnis lainnya, manajemen SDM sangat dipengaruhi oleh
undang-undang (federal) dan tinjauan
pengadilan.
1. Kesetaraan
kesempatan bekerja
Tujuan mendasar
kesetaraan kesempatan bekerja (equal
employment opportunity) adalah melindungi orang-orang dari tindakan
diskriminasi yang tidak adil atau tidak wajar dalam lingkungan kerjanya.
2. Golongan
terlindungi dalam lingkungan kerja
Diskriminasi ilegal
dilakukan berdaarkan pada stereotip, keyakinan, atau prasanka mengenai golongan
individu tertentu. Golongan terlindungi merupakan sejumlah orang yang secara
alamiah mempunyai satu karakteristik atau lebih yang dilindungi oleh
undang-undang dari tindakan diskriminasi atas dasar karakteristik tersebut.
Kriteria yang paling umum untuk mendefinisikan golongan terlindungi meliputi
ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, umur, asal negara, status kecacatan,
dan status sebagai veteran militer.
3. Pelaksanaan
kesetaraan kesempatan bekerja
Pelaksanaan kesetaraan
kesempatan bekerja ditangani oleh dua badan pemerintah.
·
Equal employment
opporunity commission (Komisi Kesetaraan Peluang Kerja)
Adalah suatu divisi
dalam departemen kehakiman. Komisi itu diciptakan oleh pasal VII Civil Right
act tahun 1964 dan mempunyai tanggung jawab khusus melaksanakan pasal VII,
equal pay act dan american with disabilities act.
·
Office of
federal contract compliance program atau OFCCP
Bertanggung jawab
melaksanakan perintah eksekutif yang diterapkan pada perusahaan yang melakukan
bisnis dengan pemerintahan federal.bisnis yang mengadakan kontrak dengan
pemerintah harus memiliki berkas rencana tindakan alternatif (affirmative action plans) yaitu praktek
merekrut karyawan yang memenuhi syarat dari kelomok rasial, gender, atau etnis
yang kurang terwakili dalam organisasi.
4. Masalah
hukum dalam pemberian kompensasi
Sebgaian besar
peraturan kesempatan bekerja dirancang untuk memberikan kesetaraan kesempatan
bekerja. Akan tetapi beberapa peraturan telah melampaui kesetaraan kesempatan
bekerja dan benar-benar menyelesaikan
persoalan-persoalan lain. Salah satu bidang seperti itu adalah peraturan yang
meliputi pemberian kompensasi.
5. Persoalan
hukum dalam manajemen SDM masa kini
1) Keselamatan
dan kesehatan karyawan (occupational
safety and health act of 1970, atau OSHA)
Adalah peraturan
tunggal yang paling lengkap yang pernah diberlakukan mengenai keselamatan dan
kesetaraan karyawan.
2) Bidang-bidang
hukum diskriminasi baru
Terdapat juga beberapa
bidang hukum diskriminasi yang baru muncul, yang harus diketahui sepenuhnya oleh
para manajer.
·
AIDS di dalam
lingkungan kerja
Perusahaan tidak boleh
mendiskriminasi korban AIDS dalam program pelatihan atau dalam mempertimbangkan
kemungkinan promosi, dan mereka harus mengakomodasi atau membuat usaha yang
sungguh-sungguh untuk mengakomodasi korban AIDS.
·
Pelecehan
seksual
Pelecehan seksual
didefinisikan oleh EEOC sebagai perlakuan seksual yang tidak bisa diterima
dalam lingkungan kerja. Pengadilan telah menetapkan bahwa ada dua jenis
pelecehan seksual:
ü Quid
pro quo harassement, pelaku pelecehan seksual menawarkan sesuatu yang berharga
sebagai ganti dari tindakan pelecehan seksualnya.
ü Penciptaan
lingkungan kerja yang tidak ramah merupakan bentuk yang lebih halus daripada
pelecehan seksual.
3) Pengkaryaan
atas dasar keinginan (employment-at-will)
Konsep ini menyatakan
bahwa perusahaan maupun karyawannya mempunyai hak yang sama untuk mengakhiri
hubungan pekerjaan kapan pun, dengan alasan apa pun, dan dengan atau tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu.
F. Tantangan-tantangan
Baru di Lingkungan Kerja yang Terus Berubah
1. Mengelola
keanekaragaman angkatan kerja
Serangkaian tantangan
sumber daya manusia yang sangat penting berpusat pada keanekaragaman angkatan
kerja (workforce diversity) yaitu
kisaran sikap, nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku kepada pekerja yang
berbeda sesuai dengan jenis kelamin, ras, etnis, kemampuan fisik dan
karakteristik relatif lainnya.
2. Mengelolan
pekerja berilmu
· Sifat
pekerja berilmu
Karyawan-karyawan itu
biasanya disebut sebagai pekerja berilmu
(knowledge workers), dan keterampilan
yang mereka miliki merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan
perusahaan di kemudian hari.
· Manajemen
pekerja berilmu dan pasar tenaga kerja
Peningkatan permintaan
akan pekerja berilmu ini telah mengilhami beberapa tindakan yang cukup ekstrem
dalam menarik mereka. Gaji awal dan bonus yang tinggi merupakan hal yang umum.
3. Pekerja
paruh waktu dan temporer
1) Tren
pengkaryaan pekerja paruh waktu dan temporer
Pekerja paruh waktu (contingent worker) adalah seorang yang
bekerja untuk perusahaan bukan sebagai karyawan permanen atau purnawaktu.
2) Mengelola
pekerja paruh waktu dan temporer
Salah satu kunci dalam
mengelola pekrja paruh waktu dan temporer adalah perencanaan yang cermat.
Walaupun salah satu manfaat penggunaan pekerja paruh waktu adalah
fleksibilitas,penting pula untuk mengintegrasikan pekerja itu ke dalam
lingkungan yang terkoordinasi. Kunci kedua adalah memahami pekerja paruh waktu
serta menyadari keuntungan dan kerugian atas kehadiran mereka. Ketiga, para
manajer harus secara cermat menilai biaya penggunaan pekerja paruh waktu dan
yang terakhir adalah para manajer harus sepenuhnya memahami strategi mereka
sendiri dan memutuskan sebelumnya cara mereka untuk mengelola pekerja temporer,
terutama memfokuskan perhatiannya pada usaha mengintegrasikan mereka ke dalam
organisasi.
G. Menghadapi
Tenaga Kerja yang Terorganisir
·
Serikat buruh
adalah kelompok individu yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama
yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti upah yang lebih tinggi, jam kerja yang
lebih singkat, jaminan pekerjaan, tunjangan yang lebih besar, atau kondisi
kerja yang lebih baik.
·
Relasi tenaga
kerja menggambarkan proses yang berurusan dengan karyawan yang diwakili oleh
serikat buruh.
·
Gerakan Serikat
Buruh Dewasa Ini
1) Tren
Keanggotaan Serikat Buruh
Sejak pertengahan
1950-an, serikat buruh AS semakin kesulitan menarik anggota baru. Akibatnya,
walaupun masih ada jutaan pekerja yang menjadi anggota serikat buruh,
presentase keanggotaan serikat buruh dari total angkatan kerja terus merosot.
Kemudian, ketika keanggotaan serikat buruh terus merosot, presentase kampanye
pengorganisasian serikat buruh yang berhasil juga merosot.
2) Kecenderungan
Hubungan Serikat Buruh-Manajemen
Kemerosostan bertahap
dalam perserikatan-buruh di Amerika Serikat telah disertai dengan beberapa tren
besar dalam hubungan serikat buruh-manajemen.dalam beberapa sektor ekonomi,
barangkali yang paing menonjol adalah dalam industri mobil baja, dimana
sertikat buruh masih tetap kuat. Dalam bidang-bidang ini, serikat buruh memiliki
keanggotaan besar dan kekuatan buruh dalam bernegosiasi dengan manajemen.
3) Tren
Perspektif Tawar-Menaw
Kebanyakan situasi
tawar-menawar manajemen-serikat buruh diwarnai oleh permintaan serikat buruh
akan kenaikan besar dalam hal upah dan gaji. Isu sekunder biasanya adalah
kenaikan tunjangan bagi para anggota.
4) Masa
Depan Serikat Buruh
Walaupun kehilangan
kekuatan dan keanggotaannya merosot, serikat buruh masih merupakan faktor utama
dalam dunia bisnis AS.sebanyak 86 organisasi tenaga kerja di AFL-CIO, dan juga
serikat buruh utam yang independen seperti Teamsters dan National Education
Association (NEA)
H. Tawar
Menawar Kolektif
Tawar
menawar kolektif adalah proses yang dilalui manajemen dan tenaga kerja guna
merundingkan kondisi kerja bagi para pekerja yang diwakili serikat buruh.
1) Mencapai
Kesepakatan tentang Persyaratan Kontrak
Siklus tawar-menawar
sendiri dimulai dengan ketika pemimpin serikat buruh bertemu dengan perwakilan
manajemen untuk menyepakati sebuah kontrak. Berdasarkan undang-undang kedua
belah pihak harus duduk di meja perundingan secara jujur.
2) Isu
Kontrak
·
Kompensasi
Isu yang paling umum
adalh kompensasi. Salah satu aspek dari kompensasi adalah upah terkini. Yang
jelas, serikat buruh ingin pekerja mereka mendapatkan upah lebih tinggi dan
mencoba meyakinkan manajmemen untuk menaikkan upah per jam bagi semua atau
beberapa karyawan.
·
Tunjangan
Serikat buruh umumnya
ingin pemberi kerja memberikan semua atau senagian besar biaya biaya asuransi
bagi para karyawan. Tunjangan lainnya yang umumnya diajukan selama perundingan
mencakup tunjangan pensiun, liburan yang dibayar dan kondisi kerja.
·
Keamanan kerja
Prioritas puncak UAW
(serikat buruh mobil) dalam kebanyakan perundingan terbarunya dengan pembuat
mobil AS adalah keamanan kerja, yang merupakan butir agenda yang semakin
penting di banyak sesi tawar-menawar dewasa ini.
·
Isu serikat
buruh lainnya
Kemungkinan isu lain
mencakup hala-hal seperti jam kerja, kebijakan waktu lembur, pengaturan periode
istirahat, rancangan upah yang berbeda untuk karyawan yang bekerj dalam shift, penggunaan pekerja tidak tetap,
prosedur penyampaian keluahan, dan kegiatan serikat buruh yang diizinkan
(pengumpulan iuran, papan buletin serikat buruh dan lain-lain)
·
Hak-hak
manajemen
Manajemen menginginkan
kendali penuh atas kebijakan perekrutan, penugasan kerja dan lain-lain. Sementara
itu serikat buruh sering mencoba membatsi hak manajemen dengan memperinci
perekrutan, penugasan, dan penugasan-penugasan lain.
3) Bila
Tawar-Menawar Gagal
Kebuntuan (impasse) merupakan situasi yang terjadi
ketika tidak dicapai kesepakatan tentang kontrak baru, setelah jumlah usaha
tawar-menawar. [6]
ü Taktik
Serikat Burur
Taktik serikat buruh
yang paling utama adalah pemogokan, yang mungkin berbentuk demonstrasi, boikot
atau perlambatan kerja.
Pemogokan terjadi bila
karyawan untuk sementara meninggalkan tempat kerja dan menolak untuk bekerja.
ü Pemogokan
ekonomi
Dipicu oleh jalan buntu
yang menyangkut butir-butir tawar- menawar wajib, termasuk isu-isu nonekonomi
seperti jam kerja.
ü Pemogoka
simpati (disebut juga pemogokan sekunder)
Yang terjadi ketika
satu serikat buruh bersimpati dengan tindakan yang dimulai oleh serikat buruh
lain, bisa melanggar serikat buruh yang bersimpati.
ü Pemogokan
liar
ü Pemogokan
yang tidak diberi wewenang oleh serikat buruh yang terjadi selama masa berlaku
kontrak.
ü Tindakan
Tenaga Kerja Lainnya
ü Picketing
merupakan aksi tenaga kerja dimana para pekerja melakukan demonstrasi di pintu
masuk fasilitas perusahaan.
ü Boikot
merupakan aksi tenaga kerja dimana para pekerja menolak membeli produk dari
pemberi kerja sasaran.
ü Perlambatan
kerja merupakan aksi tenaga kerja dimana para pekerja melakukan pekerjaan lebih
lambat dari biasanya.
ü Taktik
Manajemen
ü Lockout
merupakan taktik manajemen dimana para pekerja di tolak untuk masuk ke tempat
kerja pemberi kerja.
ü Srtikebreaker
merupakan taktik manajemen dengan cara mempekerjakan seorang pekerja secara
permanen atau sementara untuk menggantikan karyawan yang mogok.
ü Mediasi
dan Arbitrase
ü Mediasi
merupakan metode penyelesaian masalah tenaga kerja di mana pihak ketiga dapat menyarankan,
tetapi tidak dapat memutuskan kesepakatan.
ü Arbitrase
sukarela merupakan metode penyelesaian perselisihan tenaga kerja dimana kedua
belah pihak setuju untuk menerima penilaian dari pihak yang netral.
Arbitrase wajib
merupakan metode penyelesaian perselisihan tenaga kerja dimana kedua belah
pihak secara hukum di tuntut untuk menerima penilaian dari pihak yang netral.
[1] Ricky W
Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 214
[2] https://sumberbelajarsmkn10.wordpress.com/kompetensi-guru/kompetensi-pedagodis/konsep-tujuan-pendekatan-dan-fungsi-fungsi-manajemen-sumber-daya-manusia/,
pada tanggal 16 November 2015, pukul 6:22.
[3] Ricky W
Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 214-217
[4] http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/11/teori-pengantar-manajemen-fungsi-fungsi.html,
pada tanggal 16 November 2015, pukul 6:31.
[5] Ricky W Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS,
Jakarta:Erlangga, hal 218-219
[6] Ricky W
Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 219-235
Tidak ada komentar:
Posting Komentar