Rabu, 25 Mei 2016

Memahami Konteks Bisnis Global



A.      Timbulnya Bisnis Internasional
Dimasa ini siapa yang bisa lepas dengan alat elektronik, mulai dari televisi, gadget, bahkan alat dapur sudah banyak yang mengunakan alat-alat elektronik. Apakah Indonesia yang memproduksi sebagian besar alat-alat elektronik tersebut?. Semua alat elektronik itu berasal dari impor. Tidak hanya benda-benda elektronik, hampir dari berbagai segi kehidupan di Indonesia di jejali dengan produk-produk impor. Itu buktu bahwa bisnis internasional telah terjadi, perusahaan-perusahaan besar berlomba-lomba untuk memasarkan produknya ke berbagai negara. Bahkan beberapa perusahaan besar membangun perusahaannya di negara konsumen untuk lebih mudah memasarkan produknya. Semua itu bertujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya.

1.       Perekonomian Global Kontemporer
Perekonomian global kontemporer merupakan tren perekonomian masa kini atau modern yang sedang marak di gunakan oleh berbagai perusahaan di seluruh dunia. Tren ini membuat perusahaan-perusahaan diseluruh dunia untuk tidak tertutup dalam memasarkan produknya (hanya di dalam negeri) melainkan lebih mengglobal. Mereka sadar bahwa menjalin hubungan bsinis dengan negara lain akan membuat keuntungan menjadi berlipat-lipat.
 Globalisasi ekonomi kontemporer telah berkembang kuat dan menghubungkan jaringan-jaringan dari dan ke seluruh bagian besar dunia seakan takdir ekonomi mereka terhubung secara intim (Held dan McGrew, 2003: 48)[1]
·      Kesepakatan Dagang
Setiap bangsa memiliki kesepakatan dagang formal dengan bangsa lain. Di antara kesepakatan multilateral, yang paling signifikan adalah General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Uni Eropa dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), keduanya diatur oleh pakta, juga merupakan instrumen dalam mempromosikan kegiatan bisnis internasional.
·      General Agreement on Tarrifs and Trade
General Agreement on Tarrifs and Trade ditandatangani setelah perang dunia ke II. Tujuannya adalah mengurangi atau menghapuskan hambatan dagang, seperti tarif dan kuota. Tujuan itu akan tercapai dengan mendorong bangsa-bangsa untuk melindungi industri domestik dalam batas-batas yang disepakati dan untuk terlibat perundingan multilateral.
·      North American Free Trade Agreement (NAFTA)
Memiliki tugas menghapus tarif dan hambatan dagang lainnya di antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko serta memasukkan kesepakatan tentang isu lingkungan dan penyalahgunaan tenaga kerja. [2]

Beberapa contoh hasil pelaksanaan kerjasama :
Ø  Investasi asing langsung (FDI) meningkat.
Ø  Ekspor Amerika Serikat ke Meksiko menigkat secara signifikan sebesar 20 persen di tahun pertama saja.
Ø  Impor Amerika Serikat dari Meksiko  dan Kanada naik lebih cepat daripada arah sebaliknya, menciptakan rekor masing-masingnya $48 miliar dan $120 miliar.
Ø  NAFTA menciptakan lebih sedikit pekerjaan ketimbang yang di harapkan para pendukungnya.
·      Uni Eropa
Awanya disebut pasar bersama (Common Market), Uni Eropa (EU: European Union) mencakup negara-negara Eropa Barat utama, yang telah menghilangkan sebagian besar kuota dan menetapkan tingkat tarif seragam terhadap produk-produk yang diimpor dan diekspor dalam kelompok lain.
·      World Trade Organization
WTO merupakan wujud dari impian kebanyakan negara di dunia untuk menuju ke pasar globalisasi. Sebanyak 140 negara anggota dituntut untuk membuka pasar bagi perdagangan internasional, dan WTO didorong untuk mengejar tiga tujuan:
Ø  Mempromosikan perdagangan denga mendorong para anggota menerapkan praktek perdagangan yang adil.
Ø  Mengurangi hambatan dagang dengan mempromosikan negosiasi multilateral.
Ø  Menetapkan prosedur yang adil untuk menyelesaikan perselisihan antara para anggota.

2.       Pasar Utama Dunia
Perekonomian dunia saat ini berkisar diantara tiga pasar utama yaitu: Amerika Utara, Eropa, dan Asia. PBB melaluli Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia menjadi tiga kelompok berdasarkan pendapatan per kapita yaitu:
Ø  Negara-negara berpendapatan tinggi
Adalah negara dengan pendapatan per kapita lebih besar dari $9.386.
Ø  Negara-negara berpendapatan menengah
Adalah negara dengan pendapatan per kapita antara $765 sampai dengan $9.386.
Ø  Negara-negara berpendapatan rendah
Disebut juga negara berkembang, adalah negara dengan pendapatan per kapita kurang dari $765.
Tiga pasar utama yang menjadi pusat perekonomian dunia:
a)      Amerika Utara
Amerika serikat mendominasi daerah bisnis Amerika Utara. Amerika Serikat dan Kanada menjadi sekutu perdagangan yang terbesar. Banyak perusahaan Amerika Serikat, seperti General Motors dan Procter & Gamble, selama bertahun tahun telah menikmati keberhasilan operasional di Kanada.
Meksiko telah menjadi pusat manufaktur utama, terutama di daerah sepanjang perbatasannya dengan AS. Murahnya tenaga kerja dan rendahnya biaya transportasi, telah mendorong banyak perusahaan dari Amerika dan negara lainnya untuk membangun pabrik-pabriknya di daerah meksiko.

b)      Eropa
Eropa sering dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Eropa Barat dan Eropa Timur. Eropa Barat yang didominasi oleh Jerman, Inggris, Prancis, dan Italia telah menjadi tempat pasar yang dewasa tetapi terfragmentasi selama bertahun-tahun. Namun transformasi Uni Eropa menjadi pasar bersatu pada tahun 1992 telah meningkatkan arti penting wilayah ini.
E-commerce dan teknologi juga semakin penting di wilayah ini. Terdapat banyak perusahaan yang memulai bisnisnya di bidang internet di Inggris bagian tenggara, Belanda dan negara-negara Skandinavia; Irlandia saat ini menjadi negara pengekspor software nomor dua dunia (setelah Amerika Serikat).
Eropa Timur, yang baru lepas dari kekuasaan komunis, juga menjadi semakin penting, baik sebagai pasar maupun sebagai produsen. Sebagai contoh, korporasi multinasional seperti Daewoo, Nestle, General Motors, dan ABB Asea Brown Boveri telah membangun pabriknya di Polandia. Sebaliknya, ketidakstabilan pemerintah telah menghambat perkembangan perekonomian di Rusia, Bulgaria, Albania, Rumania, dan negara-negara lain di wilayah ini.
c)       Asia Pasifik
Asia Pasifik terdiri dari Jepang, Cina, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, Korea Selatan, Taiwan, Filipina, dan Australia. Didorong berkembangnya industri otomotif, elektronik, dan perbankan, perekonomian negara-negara ini tumbuh dengan pesat pada tahun 1970an dan 1980an. Sayangnya krisis mata uang di akhir 1990an memperlambat pertumbuhan hampir di seluruh negara di wilayah ini.[3]

3.       Bentuk-Bentuk Keunggulan Bersaing
a)      Keunggulan Absolut
Atau (absolute advantage) terjadi apabila suatu negara dapat memproduksi suatu barang dengan harga yang jauh lebih murah dan/atau dengan kualitas yang lebih tinggi bila dibandingkan negara lain.
b)      Keunggulan Komparatif
Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) akan suatu barang apabila dapat memproduksi suatu barang secara lebih efisien atau lebih baik daripada barang-barang lainnya.
c)       Keunggulan Bersaing Nasional
Dalam tahun-tahun terakhir, teori keunggulan bersaing nasional telah menjadi model yang diterima secara luas yang dapat menjelaskan mengapa negara-negara terlibat dalam perdagangan internasional. Pada dasarnya keunggulan bersaing nasional (nasional competitive advantage) berasal dari empat kondisi:
Ø  Kondisi faktor
Kondisi faktor merupakan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi terjadinya persaingan pasar.
Ø  Kondisi permintaan
Mencerminkan besarnya basis konsumen domestik yang meningkatkan permintaan yang kuat akan produk-produk inovatif
Ø  Industri terkait dan industri pendukung
Yang mencakup pemasok lokal atau regional dan/atau pelanggan industri yang kuat.
Ø  Strategi, struktur, dan persaingan
Berkaitan dengan perusahaan dan industri yang berfokus pada penurunan biaya, kualitas produksi, produktivitas yang semakin tinggi, dan produk-produk baru yang inovatif.[4]

4.       Neraca Ekspor-Impor
a)      Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan (balance of trade) suatu negara merupakan total nilai ekonomi seluruh produk yang diimpor dikurangi dengan total nilai ekonomi seluruh produk yang diekspor.
b)      Defisit dan Surplus Perdagangan
Ketika impor suatu negara melebihi nilai ekspornya, yaitu apabila terjadi neraca perdagangan yang negatif, negara tersebut mengalami defisit perdagangan (trade defisit). Sederhananya aliran uang keluar lebih banyak daripada aliran uang yang masuk. Neraca perdagangan positif terjadi apabila ekspor suatu negara melebihi impornya sehingga negara tersebut menikmati surplus perdagangan (trade surplus) dengan kata lain lebih banyak arus  uang yang masuk dibandingkan dengan yang keluar.
c)       Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan arus uang yang masuk ke dalam atau keluar dari suatu negara. Uang yang dibayarkan suatu negara untuk impor dan uang yang diterima sebagai bayaran atas ekspornya, yaitu neraca perdagangannya masuk bagian terbesar neraca pembayarannya. Pertukaran finansial lainnya juga termasuk di dalamnya. Uang yang dibelanjakan para turis dan uang yang dikeluarkan untuk program bantuan luar negeri, serta uang yang dikeluarkan dan diterima pada penjualan dan pembelian mata uang di pasar uang internasional, seluruhnya berpengaruh terhadap neraca pembayaran.[5]

5.       Nilai Tukar
Keseimbangan impor dan ekspor antara dua negara dipengaruhi perbedaan nilai tukar mata uangnya. Nilai tukar (exchange rate) merupakan nilai pertukaran mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya.
a)      Nilai Tukar dan Persaingan
Perusahaan yang menjalankan operasi internasional harus cermat mengawasi fluktuasi nilai tukar karena perubahannya akan mempengaruhi permintaan luar negeri bagi produk mereka dan dapat menjadi faktor utama dalam persaingan internasional.
b)      Perekonomian Amerika Serikat dan Perdagangan Luar Negeri
Pada tahun 2002 AS mengekspor $975 miliar dalam bentuk barang dan jasa. Pada tahun yang sama AS mengimpor $1.392 miliar dalam bentuk barang dan jasa. karena  impornya lebih besar daripada ekspornya, AS mengalami defisit perdagangan sebesar $435 miliar. Karena jumlah impor lebih banyak dibandingkan jumlah ekspor maka AS mengalami defisit sebaliknya apabila jumlah ekspornya lebih besar dari jumlah impornya maka AS akan mengalami surplus.[6]

B.      Manajemen Bisnis Internasional
Keberhasilan  sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh  manajemenennya. Bisnis internasional dianggap sangat menantang karena tanggung jawab manajemen dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian jauh lebih sulit ketika sebuah bisnis beroperasi di berbagai negara-negara. Pada dasarnya manajemen merupakan proses dalam pembuatan keputusan.Ada beberapa keputusan yang harus diambil oleh manajemen perusahaan tersebut. Keputusan pertama adalah apakah perusahaan akan  melakukan go international atau sebaliknya. Dan ketika keputusan tersebut dibuat, manajer harus memutuskan level keterlibatan internasional perusahaannya dan menetapkan struktur organisasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
1.    Go International
Ketika ekonomi dunia menjadi global, semakin banyak perusahaan yang melakukan operasi internasional. Salah satu contohnya adalah Wal-Mart, sebuah perusahaan Amerika Serikat yang tumbuh pesat. Ketika para manajernya dihadapkan pada kenyataan bahwa peluang untuk melakukan ekspansi di pasar domestik semakin sempit dan persaingan di pasar domestik semakin ketat, maka mereka memutuskan bahwa ekspansi internasional adalah kunci untuk menciptakan pertumbuhan di masa mendatang. Dengan membuka toko baru dan membeli jaringan retail di negara lain, Wal-Mart dapat meningkatkan angka penjualannya mencapai US$ 14 milyar antara tahun 1995 dan 1999. Karena angka ini hanya sekitar 10% dari pendapatan total perusahaan, maka manajer Wal-Mart menjadikan ekspansi internasional dan pertumbuhan penjualan sebagai tujuan utamanya di masa depan.
Ø  Mengukur Permintaan Internasional
Dalam mempertimbangkan ekspansi internasionalnya, sebuah perusahaan juga harus mempertimbangkan paling tidak dua pertanyaan :
-          Apakah ada permintaan dari luar negeri terhadap produk perusahaan?
-          Jika ada, haruskah produk tersebut dipasarkan ke luar negeri?
Produk yang berhasil di suatu negara bisa tidak mencapai keberhasilan  di luar negeri. Contohnya, mobil salju cenderung populer di Kanada dan Amerika Serikat Bagian Utara, tetapi tidak dibutuhkan di Amerika Tengah. Permintaan luar negeri bagi produk perusahaan bisa lebih besar atau sama atau lebih kecil daripada permintaan domestik. Penelitian pasar dan/atau masuknya pesaing pada pasar dapat memudahkan dalam melihat apakah ada permintaan internasional atas  produk suatu perusahaan.

Ø  Menyesuaikan Diri terhadap Kebutuhan Pelanggan
Jika ada kebutuhan internasional terhadap produk perusahaan, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana caranya agar produk perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan permintaan  dan harapan dari pelanggan asing. Contohnya, Restoran McDonald menjual anggur di Perancis, bir di Jerman dan roti tanpa daging di India untuk menyesuaikan selera  lokal. Produk mobil Ford harus memindahkan kemudi di kanan jika ingin menjual produk tersebut di Inggris dan Jepang.

2.    Tingkat Keterlibatan Internasional
Setelah perusahaan memutuskan untuk go international, maka harus diputuskan level keterlibatan internasionalnya. Ada beberapa level keterlibatan. Di level yang paling dasar, sebuah perusahaan bisa bertindak sebagai eksportir atau importir. Tingkat selanjutnya adalah berorganisasi sebagai perusahaan internasional atau sebagai perusahaan multinasional. Sebagian besar perusahaan industri terbesar di dunia adalah perusahaan multinasional.

Ø  Eksportir dan Importir
Eksportir adalah perusahaan yang membuat produknya di satu negara dan menjualnya di negara lain. Importir membeli produk dari pasar luar negeri dan dijual di dalam negeri. Eksportir dan importir cenderung melakukan banyak bisnis di negara asalnya. Perusahaan tersebut berada pada tingkat keterlibatan terendah dalam operasi internasional dan mencari jalan mudah untuk mempelajari bisnis global. Banyak perusahaan besar memulai operasi internasionalnya dengan ekportir. . IBM dan Coca-Cola melakukan ekspor ke Eropa selama beberapa tahun sebelum membangun  produksi di sana.

Ø  Perusahaan Internasional
Saat  perusahaan mendapatkan pengalaman dan kesuksesan sebagai eksportir dan importir, mereka bergerak ke level keterlibatan selanjutnya yaitu perusahaan internasional. Sebuah perusahaan internasional melakukan banyak bisnisnya di luar negeri. Perusahaan internasional juga memiliki fasilitas produksi di luar negeri. Contohnya, Wal-Mart adalah sebuah perusahaan internasional. Sebagian besar toko retailernya berada di Amerika Serikat, tetapi perusahaan tersebut telah melakukan ekspansi internasional dengan pesat. Walaupun  perusahaan internasional dapat besar dan berpengaruh dalam ekonomi global, perusahaan  ini pada dasarnya adalah perusahaan domestik dengan operasi internasional. Pertimbangan utamanya adalah tetap pasar domestik. Contohnya, Wal-Mart masih mendapatkan 90% pendapatannya dari penjualan di Amerika Serikat.

Ø  Perusahaan Multinasional
Sebagian besar perusahaan multinasional tidak berfikir bahwa dirinya memiliki divisi domestik dan internasional. Perencanaan dan pembuatan keputusannya diarahkan ke pasar internasional. Bahkan, lokasi kantor pusatnya bisa di negara lain. Royal Dutch/Shell, Nestle, IBM dan Ford adalah perusahaan multinasional yang terkenal.

3.    Struktur Organisasi Internasional
Setiap level keterlibatan yang berbeda dalam bisnis internasional membutuhkan jenis struktur organisasi tertentu. Contoh, sebuah struktur yang mengkoordinasikan aktivitas eksportir bisa dianggap tidak cukup bagi aktivitas perusahaan multinasional. Di sini, kita akan memahami spektrum strategi organisasi internasional, meliputi agen independen (independent agent), perjanjian lisensi (licencing arrangement), kantor cabang (branch office), aliansi strategis (strategic alliances, dan investasi asing langsung (foreign direct investment).
Ø  Agen Independen
Agen independen adalah individu atau organisasi asing yang sepakat untuk mewakili kepentingan eksportir di pasar luar negeri. Agen independen sering bertindak sebagai sales representatives. Mereka menjual produk eksportir, menagih pembayaran, dan memastikan bahwa konsumen telah puas. Agen independen sering mewakili beberapa perusahaan, dan biasanya tidak spesialis dalam produk atau pasar tertentu. Levi Staruss menggunakan agennya untuk memasarkan produk pakaian di banyak negara kecil di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

Ø  Pemberian Lisensi
Perusahaan yang mencari keterlibatan yang lebih substansial di bisnis internasional bisa menggunakan perjanjian lisensi. Perusahaan memberikan hak eksklusif kepada perusahaan lain di luar negeri untuk memproduksi atau memasarkan produknya di pasar tersebut. Perusahaan pemberi lisensi memperoleh pembayaran berkelanjutan yang disebut royalti dari perusahaan pemegang lisensi. Royalti dihitung sebagai prosentase penjualan pemegang lisensi. Franchising (waralaba) adalah bentuk khusus lisensi yang juga populer. Franchise McDonald dan Pizza Hut terkenal di seluruh dunia. Accor SA, sebuah jaringan hotel Perancis, juga mewaralabakan Hotel Ibis, Sofitel dan Novotel-nya di Amerika Serikat.

Ø  Kantor Cabang
Selain membuat hubungan dengan perusahaan asing atau agen independen, sebuah perusahaan dapat mengirimkan beberapa manajernya ke kantor cabang di luar negeri. Sebuah perusahaan memiliki lebih banyak kontrol langsung atas manajer cabangnya daripada agen atau pemegang linsensi. Kantor cabang ini memberikan tampilan nyata di mata publik tentang keberadaan perusahaan di negara lain. Konsumen potensial cenderung merasa lebih aman ketika perusahaan memiliki kantor cabang di negara persebut.

Ø  Aliansi Strategis
Pada aliansi strategis, sebuah perusahaan menemukan sebuah partner di negara dimana perusahaan melakukan bisnis. Setiap pihak sepakat menginvestasikan sumber daya dan modalnya ke sebuah bisnis baru agar bisa meraih keuntungan mutual. Aliansi strategis kadangkala disebut sebagai joint venture. Istilah aliansi strategis muncul karena peran penting yang dimainkan partnership dalam strategi organisasi besar di banyak perusahaan besar. Sejumlah alinasi strategis antar perusahaan besar telah mengalami kenaikan pesat selama satu dekade terakhir dan cenderung tumbuh lebih besar. Di banyak negara, termasuk Meksiko, India, dan China, hukum membuat aliansi menjadi satu-satunya cara untuk melakukan bisnis internasional dalam perbatasan mereka. Meksiko misalnya, mengharuskan agar semua perusahaan asing berinvestasi dengan menggunakan partner lokal. Taman hiburan Disney yang dibangun dekat Hongkong adalah joint venture dengan partner lokal.
Selain memudahkan jalan ke pasar baru, alinasi ini memberikan perusahaan lokal kontrol lebih besar terhadap aktivitas asingnya daripada agen independen dan perjanjian lisensi. Pada saat yang sama, semua partner dalam sebuah aliansi juga membuat keputusan yang sama. Yang paling penting, aliansi ini memudahkan perusahaan untuk meraih keuntungan dari pengetahuan dan keahlian partner asingnya. Microsoft, contohnya, menggunakan aliansi strategisnya ketika melakukan ekspansi ke pasar internasional baru. Pendekatan ini memudahkan perusahaan dalam melakukan intrik bisnis di China dan India, yang merupakan dua pasar baru yang terbesar.

Ø  Investasi Langsung di Luar Negeri
Istilah investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) berarti membeli atau menetapkan aset berwujud di negara lain. Dell Computer, misalnya, membangun pabrik perakitan baru di Eropa, Volkswagen membangun pabrik baru di Brazil. Setiap aktivitas ini melibatkan investasi langsung asing oleh perusahaan di negara lain. Dalam hal ini, pembelian Land Rover oleh Ford dari BMW dan akuisisi Ben & Jerry dan Slim-Fast oleh Unilever merupakan contoh FDI.

C.      Hambatan dalam Perdagangan Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1.         Perbedaan Sosial dan Budaya
Tanpa komunikasi yang baik hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan seperti bahasa pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan secara begitu saja dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain. Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati dalam melakukan bisnis Internasional. Perbedaan budaya ataupun kebiasaan juga perlu diperhatikan karena mempengaruhi operasionalnya.

2.         Perbedaan Ekonomi
Hambatan perbedaan ekonomi disini yang dimaksudkan adalah sistem perekonomian suatu negara dengan negara lainnya. Perbedaan ekonomi ini bergantung kembali pada pemerintahan negara dengan negara lainnya. Seperti di Swedia perusahaan harus waspada mengenai sejauh mana dan kapan pemerintah terlibat dalam industri tertentu. Di Prancis juga pemerintahan bercampur tangan dalam perancangan pesawat dan manufakturnya. Perbedaan ekonomi ini sangat tersirat dengan jelas dampaknya dalam bisnis internasional.

3.         Perbedaan Hukum dan Politik
Pemerintah dapat mempengaruhi kegiatan bisnis internasional dalam berbagai hal. Pemerintah dapat menetapkan persyaratan adanya interaksi bisnis internasional. Penetapan hukum dalam sebuah negara dapat memperlancar bisnis atau bahkan menghambat. Pemerintah bisa membolehkan bahkan tidak membolehkan transaksi bisnis internasional. Pemerintah menetapkan kuota, embargo, tarif dan subsidi. Kuota itu sendiri adalah pembatasan jumlah produk jenis tertentu yang dapat diimpor ke dalam suatu negara. Embargo adalah instruksi pemerintah yang melarang ekspor dan impor produk tertentu atau seluruh produk dari negara tertentu. Tarif adalah pajak yang dikenakan atas produk-produk impor. Subsidi adalah pembayaran pemerintah untuk membantu bisnis domestic bersaing dengan perusahaan asing.
4.         Akuntabilitas Bisnis
Akuntabilitas adalah tanggung jawab atas hasil.[7] Berarti akuntabilitas bisnis adalah sebuah pertanggungjawaban dari hasil usaha dalam memproduksi dan memasarkan sebuah produk. Bertanggungjawaban ini diciptakan untuk menjaga aktivitas bisnis agar senantiasa lancar. Berikut ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan akuntabilitas bisnis:
Ø  Debat Proteksionisme
Proteksionisme yaitu praktek melindungi bisnis domestik dari persaingan pasar bebas sekaligus merupakan hal yang kontroversi sejak lama. Para pendukung berpendapat bahwa tarif dan kuota melindungi perusahaan-perusahaan dan pekerjaan-pekerjaan domestik dan melindungi industri baru hingga mereka mampu bersaing secara internasional. Kritik menganggap proteksionisme sebagai sumber perselisihan antar bangsa.
Ø  Peraturan Kandungan Lokal
Peraturan kandungan lokal mewajibkan perusahaan yang akan menjual produknya di suatu negara harus memproduksi sebagian produknya di negara yang akan di jadikan pasar.
Ø  Hukum Praktek Bisnis
Banyak bisnis yang memasuki pasar baru menghadapi sejumlah masalah dalam memenuhi peraturan dan hambatan birokrasi lain yang keras. Praktek seperti itu tunduk di bawah petunjuk hukum praktek bisnis tuan rumah.
Ø  Kartel dan Dumping
Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi[8] sedangkan dumping adalah menjual suatu produk ke luar negeri di bawah harga jual di negara asal.[9]



[2] Ricky W Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 127-128
[3] Ricky W Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 128-130
[4] Ricky W Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 131-132
[5] Ricky W Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 132-134
[6] Ricky W Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 134-136
[7] http://kamusbisnis.com/arti/akuntabilitas/, pada tanggal 15 Oktober 2015 pukul 12:57
[8] https://id.wikipedia.org/wiki/Kartel, pada tanggal 15 Oktober 2015 pukul 13:14
[9] Ricky W Griffin & Ronald J Ebert, BISNIS, Jakarta:Erlangga, hal 137-147

2 komentar: