TAZKIYATUN NAFS
a. Pengertian
Tazkiyatun
Nafs berasal dari kata At – Tazkiyah dan An – Nafs.At – tazkiyah dalam bahasa
arab nerasal dari kata zakaa – yazkuu – zakaa’aan, yang berarti suci. At – Tazkiyah berarti tumbuh, suci, dan berkah.
Seperti yang tertera dalam Al – Quran Surat As – Syams 9 – 10,
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,
dan rugilah orang yang mengotorinya” (QS.
Asy – syams 9-10 )
An – Nafs secara etimologi berarti jiwa, yang memiliki
beberapa makna yang paling menonjol diantaranya adalah,
1.
Jiwa bermakna roh. Jika dikatakan “jiwanya keluar
(kharajat nafsu falaanin)”, maka yang dimaksud adalah rohnya.
2.
Jiwa bermakna sesuatu dan hakikatnya. Jika dikatakan,
“dia membunuh jiwanya dan binasalah
jiwanya”. Maka yang dimaksud adalah, terjadi kebinasaan pada dirinya. Jiwa
di sini berarti manusia seutuhnya. An –
nafs asy – syai’ berarti “dirinya”.
Bentuk jamak dari an – nafs adalah anfus
dan nufuus.Adapun an – nafs (nafas) yang berarti masuk dan keluarnya udara dari
hidung dan mulut bentuk jamaknya adalah anfas.Jadi, nafas seperti makanan untuk
jiwa, karena putusnya nafas berarti berakhirnya jiwa.
Jiwa di dalam al – quran tercantum pada
beberapa tempat, dengan makna yang berbeda – beda, sesuai dengan format ayat
yang ada. Namun secara umum makna – makna tersebut dapat dikelompokkan menjadi
lima bagian berikut ini, yaitu:
1. Roh
Firman
Allah ta’ala,
“seandainya kau lihat orang –
orang zalim saat menghadapi cengkraman maut dan malaikat mengulurkan tangan –
tangannya ‘keluarlah jiwa (roh) mu’ ” (QS.
Al – an’aam 93)
2. Manusia
seutuhnya (diri) yang terdiri dari roh dan jasad
Firman
Allah,
“Tidaklah Allah menciptakan
dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti
(menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa (diri) saja.”
(QS. Luqman [31]: 28)
3. Jiwa yang
bermakna potensi pikiran manusia
Firman
Allah,
“mereka serius menentangnya
dan jiwa (potensi pikiran) mereka meyakininya dengan zalim dan sombong.” (QS. An – naml 14)
4. Jiwa bermakna
hati (al - qalb)
Firman
Allah,
“sebutlah tuhanmu dalam
hatimu dengan rasa takut dan rendah diri” (QS.
Al – a’raaf 205)
5. Jiwa bermakna
potensi kebaikan dan keburukan
Jiwa
memiliki berbagai sifat dan karakteristik.Ia mencintai dan membenci, ia
menggoda dan merayu, ia yakin dan kokoh. Ia juga membimbing pemiliknya pada
jalan yang benar dan mencelanya saat melakukan perbuatan buruk. Jiwa memiliki
pengaruh nyata pada perilaku manusia.
Sebagian
besar ayat Al – Quran yang di dalamnya terdapat kata “an - nafs” memiliki makna
ini, salah satunya firman Allah,
ôs)s9ur $uZø)n=yz
z`»|¡SM}$#
ÞOn=÷ètRur
$tB
â¨Èqóuqè?
¾ÏmÎ/
¼çmÝ¡øÿtR
( ß`øtwUur
Ü>tø%r&
Ïmøs9Î)
ô`ÏB
È@ö7ym
ÏÍuqø9$#
ÇÊÏÈ
“dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan (oleh setan) ke dalam
jiwa (potensi keburukan) nya.”(QS. Qaaf
16)
Jiwa yang dimaksud dalam konsep akhlak tasawuf ini
adalah roh dan hati.Sehingga dapat disimpulkan bahwa tazkiyatun nafs adalah menyucikan jiwa dari berbagai kecenderungan
buruk dan dosa, dan mengembangkan fithrah yang baik di dalamnya, yang dapat
menegakkan istiqamahnya dan mencapai derajat ihsaan.
b. Cara Tazkiyatun Nafs
1. Menumbuhkan Mental Positif
Permulaannya yaitu melatih da meluruskan karakter.Keduanya
membicarakan pemeliharaan dan penyucian jiwa dari noda berbagai penyimpangan
serta dari bahaya – bahayanya dosa, agar kita bias memperoleh kebahagiaan
ukhrawi dan meraih kemuliaan – kemuliaan abadi.
Penyembuhan
jiwa tak ubahnya penyembuhan badan.Bedanya, penyembuhan jiwa dilakukan dengan
melenyapkan sifat – sifat rendah dan akhlak yang hina, sementara penyembuhan
badan dilakukan dengan melenyapkan virus – virus penyakit.
Caranya yaitu mengolah hati, mengolah jiwa dan pelurusan
akhlak.Kemuliaan dan keutamaan manusia adalah hati. Dengan hatinya manusia
mengungguli makhluk – makhluk lain. Dengan hatinya ia siap untuk makrifatullah
(mengenal Allah). Manusia mampu mengenal Allah dengan hatinya, bukan dengan
organ – organ tubuhnya.
Hatilah yang mengetahui Allah, yang beramal untuk
Allah, yang berjalan menuju Allah, yang mendekatkan kepada Allah.Sementara
organ – organ tubuh hanya mengikuti dan menjadi pembantuya.Selanjutnya, pokok
pelurusan dan penyucian akhlak dari hal yang menodainya adalah husn al – khuluq (berakhlak baik).
Sungguh, husn al – khuluq merupakan sifat Rasulullah
SAW.Dan merupakan amal paling utama ahl
al – shidq (pemangku kebenaran).Akhlak – akhlak yang bagus merupakan pintu
– pintu yang terbuka dari hati ke kenikmatan surge – surge dan perlindungan
Allah.
2. Membeningkan Hati Sebening – Beningnya
Ada
sepuluh sifat yang mencelakakan manusia : cinta dunia, bakhil, sombong, bangga
diri, riya, hasad, marah (ghadhab), cinta harta, cinta pangkat, mengutamakan
syahwat perut (nafsu makan) dan syahwat seksual, serta sifat – sifat yang
muncul dari kesepuluh sifat mencelakakan ini, seperti penyakit – penyakit lisan
berupa kebohongan dan sejenisnya.
Sifat
– sifat tersebut bertempat di hati.Kesepuluh sifat itu mencelakakan, meski
hanya ada satu di dalam hati.Oleh karena itu, diperlukan kesungguhan untuk
menolak dan melenyapkannya.Dengan memohon pertolongan kepada Allah untuk
melenyapkannya.
3. Menaiki Tangga –
Tangga Kebahagiaan
Dalam membeningkan hati
terdapat sepuluh akhlak tercela.Sedang dalam menaiki tangga – tangga
kebahagiaan ini ada banyak sifat yang bisa menyelamatkan hamba
Allah.Diantaranya adalah tobat, sabar, cinta (mahabbah), syukur, takut, harap,
fakir, zuhud, tauhid, tawakal, jujur, ikhlas, muraqabah, muhasabah, dan tafakur.
Keselamatan dan keberhasilan
di akhirat akan dicapai dengan mengejawantahkan sifat – sifat tersebut.
c. Penghalang Tazkiyatun Nafs
Penghalang jiwa adalah hal – hal eksternal yang
mempengaruhi jiwa dan menghalangi penyuciannya dengan memanfaatkan titik –
titik lemah padanya. Penghalang – penghalang ini terbagi menjadi dua bagian,
sesuai sumbernya, yaitu: boleh jadi merupakan hasil godaan setan atau berasal
dari pengaruh buruk dari lingkungan tempat tinggal seorang manusia dan
penyimpangan – penyimpangan yang didektekan oleh lingkungan itu kepadanya.
Pengaruh setan, setan secara etimologis berarti setiap
pembangkang yang durhaka baik manusia, jin, atau hewan. Ia dibentuk dari kata syathana
yang berarti menjauh. Rasa dendam yang tumbuh disertai kedurhakaan iblis
diproklamirkan programnya untuk menyesatkan keturunan adam dan merusak mereka,
kecuali yang dijaga oleh Allah swt, berikut firman Allah
swt,
tA$s%
Éb>u
!$oÿÏ3
ÏZoK÷uqøîr&
£`uZÎiy_{
öNßgs9
Îû
ÇÚöF{$#
öNåk¨]tÈqøî_{ur
tûüÏèuHødr&
ÇÌÒÈ
wÎ)
y$t6Ïã
ãNåk÷]ÏB
úüÅÁn=øÜßJø9$#
ÇÍÉÈ
“Iblis berkata: "Ya
Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan
menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti
Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis
di antara mereka”
(QS. Al-Hjr
[15]: 39-40)
Pengaruh
keluarga dan masyarakat. Jika konspirasi setan – setan dari golongan jin dan
bisikan – bisikannya merupakan penghalang terbesar di jalan Penyucian Jiwa,
maka terdapat penghalang – penghalang lain yang tidak kurang bahayanya, yaitu
kerusakan yang ditimbulkan oleh setan – setan dari golongan manusia dan
pengaruhnya dalam menyimpangkan fithrah. Sepertihalnya dalam surat az – zukhruf
bahwa orang – orang musyrik beralasan mereka mendapat keyakinan batil dari bapak
– bapaknya.
ö@t/ (#þqä9$s% $¯RÎ) !$tRôy`ur $tRuä!$t/#uä #n?tã 7p¨Bé& $¯RÎ)ur #n?tã NÏdÌ»rO#uä tbrßtGôgB ÇËËÈ y7Ï9ºxx.ur !$tB $uZù=yör& `ÏB y7Î=ö7s% Îû 7ptös% `ÏiB @ɯR wÎ) tA$s% !$ydqèùuøIãB $¯RÎ) !$tRôy`ur $tRuä!$t/#uä #n?tã 7p¨Bé& $¯RÎ)ur #n?tã NÏdÌ»rO#uä crßtFø)B ÇËÌÈ * @»s% öqs9urr& Oä3çGø¤Å_ 3y÷dr'Î/ $£JÏB öN?y_ur Ïmøn=tã ö/ä.uä!$t/#uä ( (#þqä9$s% $¯RÎ) !$yJÎ/ OçFù=Åöé& ¾ÏmÎ/ tbrãÏÿ»x. ÇËÍÈ
“Bahkan mereka berkata:
"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan
Sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak
mereka". Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi
peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri
itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu
agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (rasul
itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun Aku membawa
untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu
dapati bapak-bapakmu menganutnya?" mereka menjawab: "Sesungguhnya
kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya." (QS.
az-Zukhruf [43]: 22-24)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tazkiyatun nafs
adalah menyucikan jiwa dari berbagai kecenderungan buruk dan dosa, dan
mengembangkan fithrah yang baik di dalamnya, yang dapat menegakkan istiqamahnya
dan mencapai derajat ihsaan.
Ditegaskan
bahwa yang dimaksud penyucian jiwa bukanlah membasmi sifat – sifat tercela dari
diri kita, karena hal ini bertentangan dengan tabiat jiwa dan sifat – sifatnya,
serta karakternya yang diciptakan Allah.Namun yang dimaksud adalah, dominannya
sifat – sifat baik dan ditekankannya sifat – sifat buruk.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. Sesungguhnya tak ada gading yang retak, tak ada
manusia yang lupt dari kesalahan, maka dari itu demi kebaikan dalam penyusunan
makalah yang selanjutnya kami perlu perbaikan berupa sara ataupun kritik yang
membangun.
Daftar
pustaka
Akhmad
Karzon, Anas. 2012. Tazkiyatun Nafz.Jakarta:
Akbar Media
Luthfi
Atabik. 2009. Tafsir Tazkiyah. Jakarta
: Gema Insani
Yahya
Syekh.2012. Pelatihan Lengkap Tazkiyatun
Nafs. Jakarta: Zaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar