Selasa, 24 Mei 2016

TAZKIYATUN NAFS



TAZKIYATUN NAFS
a.    Pengertian
Tazkiyatun Nafs berasal dari kata At – Tazkiyah dan An – Nafs.At – tazkiyah dalam bahasa arab nerasal dari kata zakaa – yazkuu – zakaa’aan, yang berarti suci. At – Tazkiyah berarti tumbuh, suci, dan berkah. Seperti yang tertera dalam Al – Quran Surat As – Syams 9 – 10,
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan rugilah orang yang mengotorinya” (QS. Asy – syams 9-10 )
      An – Nafs secara etimologi berarti jiwa, yang memiliki beberapa makna yang paling menonjol diantaranya adalah,
1.      Jiwa bermakna roh. Jika dikatakan “jiwanya keluar (kharajat nafsu falaanin)”, maka yang dimaksud adalah rohnya.
2.      Jiwa bermakna sesuatu dan hakikatnya. Jika dikatakan, “dia membunuh jiwanya dan binasalah jiwanya”. Maka yang dimaksud adalah, terjadi kebinasaan pada dirinya. Jiwa di sini berarti manusia seutuhnya. An – nafs asy – syai’ berarti “dirinya”.
      Bentuk jamak dari an – nafs adalah anfus dan nufuus.Adapun an – nafs (nafas) yang berarti masuk dan keluarnya udara dari hidung dan mulut bentuk jamaknya adalah anfas.Jadi, nafas seperti makanan untuk jiwa, karena putusnya nafas berarti berakhirnya jiwa.
      Jiwa di dalam al – quran tercantum pada beberapa tempat, dengan makna yang berbeda – beda, sesuai dengan format ayat yang ada. Namun secara umum makna – makna tersebut dapat dikelompokkan menjadi lima bagian berikut ini, yaitu:
1.      Roh 
     Firman Allah ta’ala,
 “seandainya kau lihat orang – orang zalim saat menghadapi cengkraman maut dan malaikat mengulurkan tangan – tangannya ‘keluarlah jiwa (roh) mu’ ” (QS. Al – an’aam 93)
2.      Manusia seutuhnya (diri) yang terdiri dari roh dan jasad
Firman Allah,
 “Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa (diri) saja.” (QS. Luqman [31]: 28)
3.      Jiwa yang bermakna potensi pikiran manusia
Firman Allah,
 “mereka serius menentangnya dan jiwa (potensi pikiran) mereka meyakininya dengan zalim dan sombong.” (QS. An – naml 14)
4.      Jiwa bermakna hati (al - qalb)
Firman Allah,
 “sebutlah tuhanmu dalam hatimu dengan rasa takut dan rendah diri” (QS. Al – a’raaf 205)
5.      Jiwa bermakna potensi kebaikan dan keburukan
Jiwa memiliki berbagai sifat dan karakteristik.Ia mencintai dan membenci, ia menggoda dan merayu, ia yakin dan kokoh. Ia juga membimbing pemiliknya pada jalan yang benar dan mencelanya saat melakukan perbuatan buruk. Jiwa memiliki pengaruh nyata pada perilaku manusia.
Sebagian besar ayat Al – Quran yang di dalamnya terdapat kata “an - nafs” memiliki makna ini, salah satunya firman Allah,
ôs)s9ur $uZø)n=yz z`»|¡SM}$# ÞOn=÷ètRur $tB â¨Èqóuqè? ¾ÏmÎ/ ¼çmÝ¡øÿtR ( ß`øtwUur Ü>tø%r& Ïmøs9Î) ô`ÏB È@ö7ym σÍuqø9$# ÇÊÏÈ
 “dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan (oleh setan) ke dalam jiwa (potensi keburukan) nya.”(QS. Qaaf 16)
Jiwa yang dimaksud dalam konsep akhlak tasawuf ini adalah roh dan hati.Sehingga dapat disimpulkan bahwa tazkiyatun nafs adalah menyucikan jiwa dari berbagai kecenderungan buruk dan dosa, dan mengembangkan fithrah yang baik di dalamnya, yang dapat menegakkan istiqamahnya dan mencapai derajat ihsaan.
b.    Cara Tazkiyatun Nafs
1.      Menumbuhkan Mental Positif
      Permulaannya yaitu melatih da meluruskan karakter.Keduanya membicarakan pemeliharaan dan penyucian jiwa dari noda berbagai penyimpangan serta dari bahaya – bahayanya dosa, agar kita bias memperoleh kebahagiaan ukhrawi dan meraih kemuliaan – kemuliaan abadi.
Penyembuhan jiwa tak ubahnya penyembuhan badan.Bedanya, penyembuhan jiwa dilakukan dengan melenyapkan sifat – sifat rendah dan akhlak yang hina, sementara penyembuhan badan dilakukan dengan melenyapkan virus – virus penyakit.
Caranya yaitu mengolah hati, mengolah jiwa dan pelurusan akhlak.Kemuliaan dan keutamaan manusia adalah hati. Dengan hatinya manusia mengungguli makhluk – makhluk lain. Dengan hatinya ia siap untuk makrifatullah (mengenal Allah). Manusia mampu mengenal Allah dengan hatinya, bukan dengan organ – organ tubuhnya.
Hatilah yang mengetahui Allah, yang beramal untuk Allah, yang berjalan menuju Allah, yang mendekatkan kepada Allah.Sementara organ – organ tubuh hanya mengikuti dan menjadi pembantuya.Selanjutnya, pokok pelurusan dan penyucian akhlak dari hal yang menodainya adalah husn al – khuluq (berakhlak baik).
Sungguh, husn al – khuluq merupakan sifat Rasulullah SAW.Dan merupakan amal paling utama ahl al – shidq (pemangku kebenaran).Akhlak – akhlak yang bagus merupakan pintu – pintu yang terbuka dari hati ke kenikmatan surge – surge dan perlindungan Allah.
2.      Membeningkan Hati Sebening – Beningnya
Ada sepuluh sifat yang mencelakakan manusia : cinta dunia, bakhil, sombong, bangga diri, riya, hasad, marah (ghadhab), cinta harta, cinta pangkat, mengutamakan syahwat perut (nafsu makan) dan syahwat seksual, serta sifat – sifat yang muncul dari kesepuluh sifat mencelakakan ini, seperti penyakit – penyakit lisan berupa kebohongan dan sejenisnya.
Sifat – sifat tersebut bertempat di hati.Kesepuluh sifat itu mencelakakan, meski hanya ada satu di dalam hati.Oleh karena itu, diperlukan kesungguhan untuk menolak dan melenyapkannya.Dengan memohon pertolongan kepada Allah untuk melenyapkannya.
3.      Menaiki Tangga – Tangga Kebahagiaan
Dalam membeningkan hati terdapat sepuluh akhlak tercela.Sedang dalam menaiki tangga – tangga kebahagiaan ini ada banyak sifat yang bisa menyelamatkan hamba Allah.Diantaranya adalah tobat, sabar, cinta (mahabbah), syukur, takut, harap, fakir, zuhud, tauhid, tawakal, jujur, ikhlas, muraqabah, muhasabah, dan tafakur. Keselamatan dan keberhasilan di akhirat akan dicapai dengan mengejawantahkan sifat – sifat tersebut.

c.    Penghalang Tazkiyatun Nafs
Penghalang jiwa adalah hal – hal eksternal yang mempengaruhi jiwa dan menghalangi penyuciannya dengan memanfaatkan titik – titik lemah padanya. Penghalang – penghalang ini terbagi menjadi dua bagian, sesuai sumbernya, yaitu: boleh jadi merupakan hasil godaan setan atau berasal dari pengaruh buruk dari lingkungan tempat tinggal seorang manusia dan penyimpangan – penyimpangan yang didektekan oleh lingkungan itu kepadanya.
Pengaruh setan, setan secara etimologis berarti setiap pembangkang yang durhaka baik manusia, jin, atau hewan. Ia dibentuk dari kata syathana yang berarti menjauh. Rasa dendam yang tumbuh disertai kedurhakaan iblis diproklamirkan programnya untuk menyesatkan keturunan adam dan merusak mereka, kecuali yang dijaga oleh Allah swt, berikut firman Allah swt,
tA$s% Éb>u !$oÿÏ3 ÏZoK÷ƒuqøîr& £`uZÎiƒy_{ öNßgs9 Îû ÇÚöF{$# öNåk¨]tƒÈqøî_{ur tûüÏèuHødr& ÇÌÒÈ žwÎ) šyŠ$t6Ïã ãNåk÷]ÏB šúüÅÁn=øÜßJø9$# ÇÍÉÈ
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka
 (QS. Al-Hjr [15]: 39-40)
Pengaruh keluarga dan masyarakat. Jika konspirasi setan – setan dari golongan jin dan bisikan – bisikannya merupakan penghalang terbesar di jalan Penyucian Jiwa, maka terdapat penghalang – penghalang lain yang tidak kurang bahayanya, yaitu kerusakan yang ditimbulkan oleh setan – setan dari golongan manusia dan pengaruhnya dalam menyimpangkan fithrah. Sepertihalnya dalam surat az – zukhruf bahwa orang – orang musyrik beralasan mereka mendapat keyakinan batil dari bapak – bapaknya.
ö@t/ (#þqä9$s% $¯RÎ) !$tRôy`ur $tRuä!$t/#uä #n?tã 7p¨Bé& $¯RÎ)ur #n?tã NÏd̍»rO#uä tbrßtGôgB ÇËËÈ y7Ï9ºxx.ur !$tB $uZù=yör& `ÏB y7Î=ö7s% Îû 7ptƒös% `ÏiB @ƒÉ¯R žwÎ) tA$s% !$ydqèùuŽøIãB $¯RÎ) !$tRôy`ur $tRuä!$t/#uä #n?tã 7p¨Bé& $¯RÎ)ur #n?tã NÏd̍»rO#uä šcrßtFø)B ÇËÌÈ * Ÿ@»s% öqs9urr& Oä3çGø¤Å_ 3y÷dr'Î/ $£JÏB öN?y_ur Ïmøn=tã ö/ä.uä!$t/#uä ( (#þqä9$s% $¯RÎ) !$yJÎ/ OçFù=Åöé& ¾ÏmÎ/ tbrãÏÿ»x. ÇËÍÈ
Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan Sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka". Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun Aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya." (QS. az-Zukhruf [43]: 22-24)
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tazkiyatun nafs adalah menyucikan jiwa dari berbagai kecenderungan buruk dan dosa, dan mengembangkan fithrah yang baik di dalamnya, yang dapat menegakkan istiqamahnya dan mencapai derajat ihsaan.
Ditegaskan bahwa yang dimaksud penyucian jiwa bukanlah membasmi sifat – sifat tercela dari diri kita, karena hal ini bertentangan dengan tabiat jiwa dan sifat – sifatnya, serta karakternya yang diciptakan Allah.Namun yang dimaksud adalah, dominannya sifat – sifat baik dan ditekankannya sifat – sifat buruk.
B.     Saran
Demikian makalah yang kami buat. Sesungguhnya tak ada gading yang retak, tak ada manusia yang lupt dari kesalahan, maka dari itu demi kebaikan dalam penyusunan makalah yang selanjutnya kami perlu perbaikan berupa sara ataupun kritik yang membangun.



Daftar pustaka

Akhmad Karzon, Anas. 2012. Tazkiyatun Nafz.Jakarta: Akbar Media
Luthfi Atabik. 2009. Tafsir Tazkiyah. Jakarta : Gema Insani
Yahya Syekh.2012. Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Zaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar